(screenrant.com) |
Empat remaja dihukum beres-beres gudang dan tak sengaja menemukan video game jadul. Iseng dicolok ke TV, ternyata mereka berempat justru tersedot masuk ke dalam permainan dalam wujud avatar yang mereka pilih. Untuk bisa keluar, mereka wajib menyelesaikan permainannya dengan bekal tiga nyawa seperti dalam permainan.
Belum nonton film pertamanya? Gak masalah sih karena Jumanji: Welcome to the Jungle bukan lanjutan langsung dari film sebelumnya yang tayang 1995. Di film pertamanya Jumanji berbentuk board game seperti ular tangga, tapi mungkin permainan magis ini mengikuti perubahan zaman sehingga berubah wujud menjadi video game. Untuk yang sudah nonton film pertamanya, kalian akan menemukan easter egg dari Alan Parish, karakter utama Jumanji 1995 di versi 2017 ini.
Para aktor pemeran keempat remaja tersebut mendapat tantangan harus memerankan karakter remaja yang kaget dengan tubuh baru mereka yang mengikuti avatar pilihan masing-masing. Tantangan terberat tentu saja dialami Dwayne Johnson yang bertubuh besar namun berperan sebagai Dr. Bravestone, avatar pilihan Spencer yang sebenarnya penakut. Ya bayangkan saja The Rock yang sangar itu ketakutan saat sadar ada dalam dunia game. Selain itu, Jack Black sebagai Professor Oberon juga menjadi salah satu karakter yang sukses membuat penonton menyumbangkan banyak tawa. Karakter Professor Oberon merupakan avatar yang dipilih Bethany, gadis remaja populer yang hobi upload foto ke medsos. Tentu saja ia shock berat saat sadar wujudnya berubah menjadi pria gemuk tua dalam Jumanji.
Bicara soal jalan cerita, sebenarnya tidak ada yang baru. Pemain yang terlibat wajib menyelesaikan permainan untuk bisa kembali ke kehidupan nyata. Kalau Jumanji 1995 fokus pada bagaimana banyak kekacauan akibat isi dalam Jumanji keluar ke dunia nyata, maka di versi 2017 ini penonton melihat isi dalam alam Jumanji lengkap dengan tabuhan drum yang khas. Di dalam alam Jumanji, mereka juga sempat bertemu dengan Alex, pemain yang terjebak sejak tahun 1996. Jumanji: Welcome to the Jungle juga tidak menjelaskan lebih lanjut bagaimana asal usul permainan magis ini. Mungkin memang sebaiknya tak ada yang pernah tahu dari mana asalnya.
Namun, sayangnya gunting sensor memang suka aneh sendiri. Masa adegan orang memberikan nafas buatan kena potong?? Okelah, adegan ciuman digunting masih mending karena ratingnya memang 13+ meskipun kayaknya banyak sih film 13+ tidak memotong adegan ciuman. Justru karena dipotong itu, makanya film ini aman untuk ditonton bersama anak kecil. Yowes lah langsung capcus saja ke bioskop!
No comments :
Post a Comment