Tuesday, 24 December 2019

[Review] Imperfect (2020)

Image result for imperfect
(cultura.id)

Rara (Jessica Mila) seorang gadis gemuk dan berkulit gelap yang bekerja di perusahaan kosmetik. Penampilannya sering membuat dia didiskriminasi oleh lingkungan sekitarnya. Meskipun begitu, dia punya pacar bernama Dika (Reza Rahardian) yang seorang fotografer dan mencintai Rara apa adanya. Ternyata, penampilan Rara membuat dia kesulitan untuk naik pangkat di kantor. Akhirnya, ia diberi waktu sebulan untuk ganti penampilan agar sesuai dengan "cantik" versi masyrakat umum. Mampukah ia?

Definisi "cantik" itu sebenarnya apa? Iklan-iklan yang beredar di Asia mendefinisikan cantik sebagai langsing, tinggi, dan berkulit putih. Bagi yang lahir dengan kriteria tersebut, maka berbahagialah mereka karena tak perlu repot-repot membentuk tubuh lagi, hanya perlu dirawat saja. Bagi yang lahir tanpa kriteria tersebut? Maka perlu usaha ekstra untuk menguruskan badan dan memutihkan kulit.

Tak bisa dipungkiri bahwa kalimat "Orang cantik/ganteng mah bebas" itu benar adanya. Orang-orang yang berpenampilan menarik sejak lahir ataupun dengan usaha memang banyak mendapat keuntungan. Contohnya adegan saat Rara masih gemuk dan mencari meja kosong di foodcourt, ia ditolak  untuk sharing meja oleh dua lelaki. Tapi, begitu Marsha (Clara Bernadeth) and the gank yang memenuhi standar kecantikan masyarakat umum muncul, kedua cowok tersebut langsung mempersilakan mereka untuk duduk. Begitu Rara mulai menguruskan diri dan menata penampilan, sikap orang-orang di sekitar menjadi lebih ramah.

Lewat Imperfect, Ernest Prakasa sebagai sutradara ingin menampilkan realita bagaimana masyrakat kadanga bersikap kurang adil kepada mereka yang tidak memenuhi kriteria "cantik" di atas. Selain gemuk dan berkulit gelap, ada kriteria lain yang dikategorikan "jelek" menurut masyarakat kebanyakan ditampilkan dalam film berupa para anak kos di rumah Dika. Contohnya, ada yang berambut keriting megar, tompel besar di wajah,  hingga gigi yang tidak rapi. Kriteria-kriteria tersbeut menjadi keluhan mereka dalam film seperti terus mencatok rambut setiap hari agar lurus hingga sengaja menutupi tompel dengan poni.

Apalagi belakangan ini sedang marah skincare abal-abal ataupun obat pelangsing tak jelas beredar diperjualbelikan secara online. Cukup banyak yang tergiur dengan harga murah dan "cantik instan" sehingga mencoba produk-produk tersebut ataupun diet ketat asal kurus. Hasilnya? Cerita soal kulit rusak, pencernaan bermasalah, hingga kanker kulit beredar di media sosial.

Lalu, apakah setelah menjadi kurus dan berpenampilan menarik maka hidup Rara menjadi bahagia? Awalnya, ia bahagia karena merasa lingkungan sekitarnya menjadi lebih ramah. Namun, orang-orang  sekitarnya justru merasa ia berubah karena jadi terlalu sibuk memperhatikan penampilannya sehingga lupa dengan hal lain.

Fey (Shareefa Danish), sahabat Rara menjadi risih karena penampilannya yang metal dengan sepatu boots dan jaket kulit mulai disarankan untuk pakai heels dan sejenisnya. Sebagai seseorang dengan style mirip-mirip Fey, saya mengerti kekesalannya. Soalnya saya sebel banget tiap kali ada orang komentar, "Coba pakai rok gitu atau panjangin rambut, pasti bagus" padahal saya juga gak pernah nyuruh orang lain potong rambut tuh :|

Bagi kalian yang insecure karena merasa tidak memenuhi kriteria "cantik" versi masyarakat umum, film Imperfect wajib banget ditonton. Lewat film ini, mungkin penonton bisa tercerahkan bahwa "cantik" tak perlu mengikuti standar masyarakat umum. Ingatlah bahwa ratusan tahun lalu justru gemuk yang dianggap cantik!


No comments :

Post a Comment