(nme.com) |
Sur (Shenina Syawalita Cinnamon) pergi ke pesta grup teater Mata Hari dan pertama kali terkapar mabuk. Keesokan harinya, hidup Sur jungkir balik karena foto selfie dirinya yang sedang mabuk beredar di media sosial, mengakibatkan beasiswanya dicabut dan orang tuanya mengamuk mengusir Sur dari rumah. Sambil menumpang tinggal di toko fotokopi milik Amin (Chicco Kurniawan), Sur berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi saat dia mabuk.
WARNING!! MENGANDUNG SPOILER!!
Tema film ini adalah mengenai kekerasan seksual sehingga berpotensi menjadi trigger bagi penyintas kekerasan seksual. Ditambah lagi, beberapa hari menjelang tayang di Netflix, merebak berita mengenai co-writer Penyalin Cahaya yang menjadi terduga kasus kekerasan seksual membuat film ini menjadi kontroversial sampai nama co-writer tersebut dihapuskan dari kredit film.
Saya sudah bertekad harus menonton Penyalin Cahaya saat pertama kali menonton trailernya. Premis yang menjanjikan, warna yang cantik, ditambah lagi penghargaan yang berderet untuk Penyalin Cahaya membuatnya tak boleh dilewatkan begitu saja. Sayang sekali, film terbaik FFI 2021 ini hanya tayang sekali di layar lebar, yaitu JAFF 2021 kemudian didistribusikan di Netflix dengan judul Photocopier. Mungkin maksud lainnya adalah agar bisa lebih dinikmati penonton di tempat yang belum ada bioskop. Meskipun saya yakin, akan lebih konsen dan puas jika bisa menontonnya di layar lebar.
Sur digambarkan sebagai anak dari keluarga ekonomi agak bawah yang sumber pemasukannya dari warteg kecil. Ayahnya digambarkan keras dan tidak mendukung anaknya kuliah meskipun kuliahnya dengan dana beasiswa. Semenatara itu, ibunya cukup suportif yang terlihat dari bagaimana ia membela Sur yang dihalang halangi ayahnya yang marah saat hampir telat penilaian beasiswa.
Sebagai mahasiswi tahun pertama, seharusnya umur Sur 18-19 tahun dan baru pertama kali mencoba alkohol sehingga dia tak tahu batasan alkohol dirinya dan terkapar mabuk. Foto mabuk yang muncul di medsos, beasiswa yang dicabut, ayah yang marah dan mengusir dari rumah, semuanya tentu menjadi pukulan bertubi tubi bagi Sur sehingga dia bertekad mencari pelaku yang sudah merusak hidupnya. Sebagai mahasiswa IT, dia punya kemampuan meretas data milik anak anak teater yang hadir di pesta malam itu. Untunglah Sur mahasiswa IT, jika dia mahasiswa sastra mungkin dia akan kebingungan dengan penyelidikannya.
Ada beberapa scene yang menarik dan membekas bagi saya di Penyalin Cahaya ini. Saat tangan Sur gemeteran mendapati foto foto bukti dan suaranya yang bergetar saat membuat video permintaan maaf. Akting Shenina Syawalita Cinnamon di sini benar benar layak membuatnya diganjar nominasi pemeran utama wanita terbaik FFI 2021. Wajah yang tak rela dan suara yang bergetar tapi tak bisa apa apa lagi saat membuat video permintaan maaf benar benar mencerminkan apa yang sering terjadi di dunia nyata, yang tidak salah yang jadi minta maaf meskipun tak rela.
Oh tidak, film tidak selesai hanya di saat Sur terpaksa meminta maaf. Masih ada lanjutannya lagi yang menjadi jawaban kenapa film ini diberi judul Penyalin Cahaya alias Photocopier. Menurut penangkapan saya, adegan akhir saat Sur dan Farah menyebarkan fotokopi selebaran barang bukti dari atap kampus disusul para mahasiswa lain adalah simbol bagaimana masyarakat menyikapi kasus kekerasan seksual. Saat mengadu pada pihak berwenang (kampus) tidak ditanggapi dengan baik dan malah si pelaku datang menuntut balik dengan tuduhan pencemaran nama baik, maka banyak korban yang takut akhirnya memutuskan untuk diam dan baru ikut bicara saat ada salah satu dari mereka (Sur) yang mulai speak up lebih dulu . Iya, seperti fenomena gunung es.
Di balik kontroversial yang dibuat si co-writer, Penyalin Cahaya menjadi salah satu film yang cukup berani. Tema kekerasan seksual merupakan topik yang sensitif di masyarakat ditambah dengan alur thriller saat Sur menjadi detektif dadakan membuat film ini menjadi unik.
Apabila kalian mencari film dengan nuansa berbeda dan tidak ketrigger oleh tema yang muncul, maka Penyalin Cahaya benar-benar wajib untuk ditonton. Apalagi dengan sempat adanya rumor film ini batal tayang di Netflix, sebaiknya segera ditonton sebelum Netflix berubah pikiran.
No comments :
Post a Comment