Saturday, 27 August 2022

[Review] Mencuri Raden Saleh (2022)

(instagram.com/mencuriradensalehfilm)

Enam anak muda berkumpul untuk melakukan pencurian besar abad ini. Target pencurian mereka adalah lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh, salah satu harta nasional yang tersimpan di istana negara. 

Ini adalah kali kedua saya nonton langsung di bioskop dan satu teater tepuk tangan di akhir film. Kalau yang pertama, Perempuan Tanah Jahanam (2019). Kalau sampai sebuah film dapat applause di akhir film, saya jamin itu adalah film berkesan yang bisa dinikmati kebanyakan orang. Alur cerita dibuat cukup cepat, tak perlu waktu lama untuk pengenalan para tokoh dan dimulainya rencana perampokan. Durasi 2,5 jam tak terasa karena keseruan yang dibangun oleh ketegangan proses pencurian.

Genre heist alias perampokan adalah genre yang jarang ditemukan di perfilman lokal. Tentu saja karena genre ini memerlukan modal banyak dalam proses syuting dan kerumitan penulisan skenarionya. Sekarang mari kita coba membandingkan plot Mencuri Raden Saleh dengan Money Heist, film dengan genre sama yang fenomenal beberapa tahun ini.

Money Heist memilih uang kertas dan emas sebagai target perampokan, sementara Mencuri Raden Saleh menyesuaikan dengan kearifan lokal, yaitu lukisan. Bagi yang belum tahu, semua lukisan karya Raden Saleh bernilai tinggi dan Penangkapan Pangeran Diponegoro adalah masterpiece beliau. Sulit bagi kalangan awam melihat langsung lukisan ini selain ada acara pameran khusus. Beberapa tahun sebelum pandemi, saya berkesempatan melihat langsung dan memang benar lukisan ini artistik.

Kembali ke film, Money Heist memiliki sosok Professor jenius yang merancang semua jalan rencananya dan bahkan bisa dibilang ide utamanya berasal dari dia. Para crew adalah penjahat profesinal yang cenderung sukarela ikut karena tergiur dengan keuntungan yang akan didapatkan dan banyak pasif mengikuti rencana saja. Tapi, Piko (Iqbaal Ramadhan), Ucup (Angga Yunanda), dan Sarah (Aghniny Haque) awalnya terjebak dan terpaksa menjalankan rencana Mencuri Raden Saleh, baru kemudian mereka mengajak crew lain yang sukarela ikut. Rencana sebagian besar dibuat oleh Ucup namun para crew lain juga sedikit banyak turut ambil peran menyumbangkan ide mereka dalam rencana sehingga bisa dibilang rencana mereka dibuat bersama dengan seimbang.

Rencana perampokan tentu saja adalah proses yang akan sangat menyulitkan dalam penulisan skenario. Harap diingat, keenam anak muda ini adalah para mahasiswa biasa bukan penjahat profesional. Tentu saja mereka akan kesulitan mendapatkan senjata api dan basic hal kriminal lain guna mendukung rencana mereka. Namun, Angga Dwimas Sasongko dan Husein M. Atmodjo berhasil menuliskan rencana perampokan yang edan. Semua hal yang mereka lakukan untuk proses pencurian ini bisa dibilang masuk akal dan bisa dilakukan dengan modal 500 juta yang diberikan di awal perampokan.

Pemilihan enam anak muda ini sebagai tokoh perampokan tentu saja bukan secara acak. Mereka berenam bisa dibilang punya pasar dan fans masing-masing. Dalam satu film, akan ada enam pasar yang bisa diraih. Ini belum termasuk pasarnya fans Angga Dwimas Sasongko sebagai sutradara dan Visinema Pictures sebagai rumah produksi yang banyak melahirkan film bagus. Promo Mencuri Raden Saleh juga termasuk kencang dan membuat penasaran orang yang awalnya tidak ngefans dengan mereka, tidak berbeda jauh dengan promo Gundala (2019) dulu.

Mencuri Raden Saleh adalah salah satu film yang saa rekomendasikan WAJIB nonton di bioskop agar bisa maksimal fokus menikmati jalan ceritanya.

No comments :

Post a Comment